Ini
kamar mencari-cari desah tulangmu
Ini
kasur memanggil-manggil basah kulitmu
Musim
apakah yang mau mengembalikanmu?
Sementara
hujan dilahap pengkhianatan
Kemarau
ditelan kebencian
Namun
almanak masih bermimpi merayakan ulang
tahun perkelahian bibir kita
Lidah
kita
Ludah
kita
Gelas-gelas
berdebu betapa ingin kabur dari pengap lemari
Ingin
mandi lalu di tubuhmu disimpan rapi
Tapi
angin manakah yang mau mengembalikanmu?
Segala
jendela segala pintu telanjur tertipu
Maka
tertutuplah
Kecuali
kamu menjadi semut melewati celah
Bukan
semut merah
Tidak
semut hitam
Bertahun-tahun
galon kosong persis dengan sebulan kesepianku
Sama
perihnya merindukan isi ulang
Meski
bagaimanapun tak ada angin bahkan musim yang mau membawamu kembali
Apalagi
rumahmu kini jauh lebih menawan
Genting
dan lantai berlian
Cuman
sangat iba aku pada aroma peluhmu
Di
seprai ini
Di
sajak ini
Sumenep,
2016.
Catatan:
Puisi ini terpilih sebagai 10 Besar Terbaik Sayembara Cipta Puisi Nasional (Sigi Media, Bandung 2016).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar