8.8.16

Kejujuran yang Kupendam Dalam-dalam Supaya Kamu Benar-benar Percaya atas Kepura-puraanku


Ini kamar mencari-cari desah tulangmu
Ini kasur memanggil-manggil basah kulitmu
Musim apakah yang mau mengembalikanmu?
Sementara hujan dilahap pengkhianatan
Kemarau ditelan kebencian
Namun almanak masih bermimpi merayakan ulang tahun perkelahian bibir kita
Lidah kita
Ludah kita

Gelas-gelas berdebu betapa ingin kabur dari pengap lemari
Ingin mandi lalu di tubuhmu disimpan rapi
Tapi angin manakah yang mau mengembalikanmu?
Segala jendela segala pintu telanjur tertipu
Maka tertutuplah
Kecuali kamu menjadi semut melewati celah
Bukan semut merah
Tidak semut hitam

Bertahun-tahun galon kosong persis dengan sebulan kesepianku
Sama perihnya merindukan isi ulang
Meski bagaimanapun tak ada angin bahkan musim yang mau membawamu kembali
Apalagi rumahmu kini jauh lebih menawan
Genting dan lantai berlian
Cuman sangat iba aku pada aroma peluhmu
Di seprai ini
Di sajak ini

Sumenep, 2016.


Catatan:
Puisi ini terpilih sebagai 10 Besar Terbaik Sayembara Cipta Puisi Nasional (Sigi Media, Bandung 2016).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar